PENETAPAN KADAR BESI DALAM GARAM
TUNJUNG
1. TEORI
Besi dari larutan garam tunjung (FeSO4 . 7H2O), dapat
diendapkan sebagai besi (II) hidroksida, akan tetapi basa ini tidak mantap dan
mudah teroksidasi menjadi besi(III), sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya
tidak murni sebagai FeO. Oleh karena itu besi harus diendapkan sebagai
besi(III)hidroksida. Sebagai pengoksidasi dapat dipakai HNO3, H2O2 atau air
brom.
Sebenarnya HNO3 kurang baik karena mudah terjadi
kopresipitasi. pH pengendapan tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari
pengendapan hidroksida lain terutama bila contoh alam yang biasanya mengandung
Mg, sehingga dapat mengendap sebagai Mg(OH)2. Oleh karena itu ditambahkan NH4Cl
10 % sebagai pendapar. Pengendapan dilakukan pada suhu 70-80 0C untuk
mendapatkan jel/selai yang baik.
2. DASAR
Garam besi(II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan
HNO3, air brom atau hidrogenperoksida menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian
Fe(III) diendapkan dengan NH4OH menjadi Fe(OH)3, endapan selai berwarna cokelat
yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hitam-cokelat.
3. REAKSI :
2HNO3 --> H2O + 2NO + 3O
6FeSO4 + 6HNO3 + 3O --> 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 +
3H2O
2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 18NH4OH --> 6Fe(OH)3 + 6(NH4)2SO4
+ 6NH4NO3
6Fe(OH)3 --> 3Fe2O3 + 9H2O
4. PERALATAN:
a. Neraca
b. Kaca arloji
c. Sendok sampel (Spatula)
d. Piala gelas 400 ml.
e. Piala gelas 800ml.
f. Tutup kaca besar
g. Pengaduk kaca
h. Pengaduk berkaret/policeman
i. Labu semprot kaca
j. Corong
k. Tabung reaksi
l. Cawan porselin
m. Segitiga porselin
n. Kasa asbes
o. Kaki tiga
p. Penyangga corong
q. Pembakar teklu
r. Pembakar meker atau tanur
s. Lemari pengering (oven)
t. Termometer
5. BAHAN
Sampel Garam Tunjung (FeSO4 . 7H2O)
6. PEREAKSI
a. HNO3 4 N / H2O2
3 % / Air Brom
b. NH4OH 10 %
c. BaCl2 0,5 N
d. Kertas saring No. 41 Whatman
e. Air suling
f. NH4Cl (10 %)
g. AgNO3 0,1 %
7. CARA KERJA
1. Timbang ±
0,5 gram sampel garam tunjung FeSO4 . 7H2O
2. Masukkan ke
dalam piala gelas 400 ml, bilas dan larutkan dengan air suling sebanyak 25
ml.
3. Tambahkan 5
ml HNO3 4N
4. Larutan di
didihkan dengan api kecil selama ± 10 menit
5. Uji dengan 1
- 2 tetes NH4OH 2N. bila terbentuk endapan merah kecoklatan
menunjukkan bahwa Fe (II) telah menjadi Fe (III). Bila terbentuk endapan hitam
kehijauan Fe (II) belum menjadi Fe (III), sehingga harus ditambahkan lagi HNO3
4N sebanyak 5 ml, didihkan dan uji kembali.
6. Tambahkan
air suling hingga 100 ml.
7. Panaskan
larutan 700ºC – 800ºC (termometer)
8. Tambahkan 15
ml NH4Cl 2N
9. Tambahkan NH4OH
2N berlebih (larutan induk jernih)
10. Larutan
saring dengan kertas saring “pita merah” / 541/41(whatman), tuangkan, cuci
dengan air panas hingga endapan bebas dari pengotor klorida dan sulfat
11. Endapan
dikeringkan di lemari pengering
12. Endapan
dimasukkan kedalam cawan porselin yang sudah diketahui bobotnya.
13. Endapan
diperarang dengan pembakar teklu
14. Endapan
dipijarkan/diabukan dengan pembakar meker/tanur.
15. Dinginkan
dalam desikator dan ditimbang.
16. Pemanasan,
pemijaran, pendinginan dan penimbangan diulangi beberapa kali hingga dicapai
bobot tetap.
0 komentar:
Posting Komentar