Pada artikel ini akan
dibahas mengenai teori asam dan basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis. Artikel ini juga membahas hubungan antara ketiga teori asam dan
basa tersebut. Selain itu juga dibahas mengenai konsep pasangan
konjugasi yakni asam dan basa konjugasinya, atau basa dan asam
konjugasinya.
Contoh asam : HCl, H2SO4, H3PO4, CH3COOH
Contoh basa : NaOH, Ca(OH)2, Al(OH)3, NH3
Dari contoh di atas terlihat CH3COOH pada contoh asam dan NH3
pada contoh basa menunjukkan perbedaan pola dari contoh-contoh yang
lain. Sehingga perlu kalian cermati dan alasan-alasan penggolongannya
akan dibahas lebih lanjut dalam teori-teori asam dan basa di bawah ini.
Teori asam dan basa Arrhenius
Teori
- Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen ( H+) dalam larutan.
- Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan.
Contoh reaksi larutan asam :
HCl ---> H+ + Cl-
H2SO4 ---> 2 H+ + SO42-
H3PO4 ---> 3 H+ + PO43-
CH3COOH ---> CH3COO- + H+
Contoh reaksi larutan basa :
NaOH ---> Na+ + OH-
Ca(OH)2 ---> Ca2+ + 2 OH-
Al(OH)3 ---> Al3+ + 3 OH-
NH3 + H2O ---> NH4+ + OH-
Penetralan terjadi karena ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) bereaksi untuk menghasilkan air.
Dalam reaksi lengkapnya penetralan asam dengan basa atau sebaliknya basa dengan asam akan menghasilkan garam dan air (H2O). Sebagai contoh adalah Natrium hidroksida (basa) yang dinetralkan dengan Asam Klorida (asam) sebagai berikut :
Pada reaksi
Natrium hidroksida di atas, ion hidrogen dari Asam klorida bereaksi
dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida menghasilkan air - sejalan
dengan teori Arrhenius. Demikian juga pada berbagai reaksi penetralan
yang lain. Namun ada pengecualian yakni pada kasus Amonia (NH3) yang direaksikan dengan asam klorida sebagai berikut :
Dalam reaksi di atas amonia sama sekali tidak menghasilkan hidroksida (OH-)
sehingga reaksi diatas tidak terbentuk air. Kalau begitu mengapa amonia
dapat digolongkan sebagai basa ? hal itu karena amonia dengan air akan
terjadi reaksi sebagai berikut :
Dari reaksi di atas terlihat amonia yang bereaksi dengan air akan menghasilkan ion ammonium (NH4+) dan hidrpksida (OH-).
Teori asam dan basa Bronsted-Lowry
Teori
- Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
- Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori
Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori
Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Bila dalam teori
Arrhenius NaOH digolongkan sebagai basa karena melepaskan OH- maka dalam teori Bronsted-Lowry NaOH digolongkan sebagai basa karena OH- yang dihasilkan dalam penguraian NaOH mampu menerima H+ (proton) dan membentuk H2O (air).
Dari gambaran di atas terlihat yang berfungsi sebagai asam adalah H3O+ (ion hidroksonium) karena mampu melepaskan/mendonorkan H+ sehingga setelah melepas H+ berubah senjadi air (H2O). Sedangkan yang berfungsi sebagai basa adalah OH- (ion hidroksida) karena mampu menerima/akseptor ion H+ sehingga berubah jadi air (H2O).
Dengan teori Bronsted-Lowry ini untuk membuktikan bahwa amonia (NH3) berperan sebagai basa dalam reaksi antara amonia dan asam klorida. Kita tidak perlu melihat reaksi antara amonia (NH3) dengan air untuk melihat ion hidroksida yang dihasilkan.
NH3 berperan sebagai asam karena mampu menerima H+ dan HCl berperan sebagai asam karena mampu memberikan H+
Pasangan konjugasi
Ketika suatu asam/basa larut dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
Secara umum asam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan H3O+ (ion hidroksonium) yang bermuatan positif dan sisa asam yang bermuatan negatif (A-). A- dapat berwujud CH3COO-, Cl-, Br- dll. Dengan reaksi :
Perhatikan reaksi dari kiri ke kanan:
HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi dari kanan ke kiri antara ion hidroksonium dan ion A-:
H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.
HA adalah asam dan A- adalah pasangan basa konjugasinya dan H2O adalah basa dan H3O+ adalah pasangan asam konjugasinya. Atau dengan kata lain suatu asam yang telah melepas H+ akan menjadi basa (sisa asam) dan suatu basa yang telah menerima H+ akan menjadi asam (sisa basa).
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Mula-mula kita lihat reaksi dari kiri ke kanan terlebih dahulu :
Amonia berlaku sebagai basa karena amonia (NH3) menerima ion hidrogen dari air dan menghasilkan Ion amonium (NH4+) sebagai asam konjugasinya. Air berlaku sebagai asam karena melepas ion hidrogen (H+) dan menghasilkan ion hidroksida (OH-) sebagai pasangan basa konjugasinya.
Kemudian kita lihat reaksi dari kanan ke kiri :
ion amonium (NH4+) merupakan asam karena dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk membentuk kembali amonia (NH3)
yang bertindak sebagai pasangan basa konjugasinya. Ion hidroksida
merupakan basa karena dapat menerima ion hidrogen kembali untuk
membentuk air yang bertindak sebagai pasangan asam konjugasinya.
Zat amfoter
Kalian mungkin
memperhatikan (atau bahkan mungkin juga tidak memperhatikan!) bahwa
dalam kedua contoh di atas, air berperilaku sebagai basa, tetapi di
reaksi yang lain air berperilaku sebagai asam.
Suatu zat yang
dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan
sebagai amfoter. Zat amfoter ini akan bertindak sebagai basa bila
direaksikan dengan asan dan akan bertindak sebagai asam bila direaksikan
dengan basa.
Teori asam dan basa Lewis
Teori ini memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa.
Teori
- Asam adalah akseptor pasangan elektron.
- Basa adalah donor pasangan elektron.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Basa Lewis adalah
donor (penyumbang) pasangan elektron. Hal yang paling mudah untuk
melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat mengenai
basa Bronsted-Lowry, menurut Bronsted-Lowry suatu zat disebut basa
ketika mampu menerima ion hidrogen. Tiga contoh basa menurut
Bronsted-Lowry adalah ion hidroksida, amonia dan air (saat direaksikan
dengan asam), dan ketiganya bersifat khas.
Teori
Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa
karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Tapi Teori Lewis
mempunyai alasan tersendiri kenapa ketiga2nya dapat digolongkan sebagai
basa. Alasan ketiganya bergabung dengan ion hidrigen adalah karena
ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – dan kedua teori itu sama2
terbukti kebenarannya sesuai dengan gambaran di atas.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Dalam contoh reaksi2 basa di atas bila OH-, NH3 dan H2O berperan sebagai basa maka H+ yang menerima pasangan elektronnya disebut sebagai asam. Untuk lebih memudahkan hal ini perhatikanlah reaksi berikut :
Dalam reaksi di atas amonia (NH3) yang menyumbangkan pasangan elektron bertindak sebagai basa sedangkan BF3 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya.
Bagaimana dengan
reaksi asam basa yang mudah terdefinisikan dengan Teori Bronsted-Lowry,
sebagai contoh, reaksi antara amonia dan gas hidrogen klorida?
Yang pasti telah
kita pahami adalah nitrogen sebagai penyumbang pasangan elektron. Buku
teks sering kali menuliskan tentang hal ini, yakni amonia mendonasikan
pasangan elektron mandiri yang dimilikinya pada ion hidrogen, sebagai
proton sederhana dengan tidak adanya elektron disekelilingnya (H+).
Ini adalah sesuatu
hal yang menyesatkan! Dalam sistem kimia ion hidrogen bebas sangatlah
sedikit. Hal ini karena ion hidogen sangat reaktif dan selalu tertarik
pada yang lain. Tidak terdapat ion hidrogen yang tidak bergabung dalam
HCl.
Kalau begitu mengapa HCl adalah suatu asam Lewis?
Klor lebih
elektronegatif dibandingkan dengan hidrogen, ini berarti bahwa hidrogen
klorida akan menjadi molekul polar. Elektron pada ikatan hidrogen-klor
akan tertarik ke sisi klor, menghasilkan hidrogen yang bersifat sedikit
positif dan klor sedikit negatif.
Pasangan elektron
mandiri pada nitrogen yang terdapat pada molekul amonia tertarik ke arah
atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl. Setelah pasangan elektron
mandiri milik nitrogen mendekat pada atom hidrogen, elektron pada ikatan
hidrogen-klor tetap akan tertarik ke arah klor. Akhirnya, ikatan
koordinasi terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, dan ikatan
hidrogen-klor terputus keluar sebagai ion klorida.
Sumber: http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/teori-asam-dan-basa_17.html
0 komentar:
Posting Komentar